Tunagrahita merupakan kondisi cacat yang ditandai dengan adanya keterbatasan perkembangan mental, tingkah laku, dan kecerdasan di bawah rata-rata. Kecemasan orangtua bersumber dari keterbatasan anak sehingga dapat menghambat proses orientasi masa depan anaknya. Dimana sebagian besar penyandang tunagrahita tidak mempunyai pekerjaan, tidak melanjutkan sekolah, dan sulit membangun keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan orangtua pada orientasi masa depan remaja tunagrahita. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Responden dipilih dengan menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 60 responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner baku ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran kecemasan orangtua pada orientasi masa depan remaja tunagrahita berada pada tingkat kecemasan sedang (56,7%), diikuti kecemasan ringan (25%), lalu kecemasan berat (18,3%), dan tidak ada yang mengalami kecemasan dalam tingkat panik (0%). Sehingga diharapkan adanya intervensi yang tepat mengenai penanganan kecemasan orangtua seperti pemberian CBT (Cognitive Behavioral Treatment), terapi supportive, latihan relaksasi, hipnotis lima jari, dan latihan yoga. Kata kunci: Kecemasan orangtua, Orientasi masa depan, Remaja, Tunagrahita.